Kamis, 23 Februari 2017

Liburan ke bangkok 4D3N Part 2

Hari kedua saya merencanakan untuk pergi ke pratunam pagi-pagi untuk mencari makanan untuk sarapan. Bangun jam 6 pagi dan langsung berangkat jam 7.30 pagi. Di Internet di tulis kalau pratunam bukanya 24 jam, tetapi pas saya dateng belom buka atau saya datangnya dibagian pratunam yang tutup hahaha. Soalnya pratunam lumayan besar dan bikin pusing. Perjalanan ke pratunam kami naik Grab. Bukannya gak mau naik uber, tapi trauma dulu naik uber di jakarta kurang begitu baik jadi kami memilih naik grab.  Enaknya naik uber disini adalah mobilnya bukan avanza dan xenia seperti di Indonesia hahaha. Mobilnya banyakan kecil atau sedan, karena saya memilih grabcar economy. Kalau 4 orang pas, tapi kalau 5 orang harus pesan pilihan yang lain. Bedanya di thailand dan di Indonesia grab carnya ada 2 pilihan kalau di Thailand sedangkan di Indonesia hanya ada satu.


Setelah berkeliling keliling hingga jam 9 pagi, baru mulai banyak yang buka dan ditempat lain malah tutup hahaha, jadi seperti gantian. Pas baru buka, benar-benar seperti tanah abang, rame sekali, banyak orang memikul karung. Masih mending yah di Indonesia kalau lewat kita ngerti omongannya, nah ini kita gak tau juga dia ngomong apa hahaha. Pratunam sering menjadi tempat untuk para penjual membeli barang, harganya saya akui murah-murah tapi ada beberapa barang yang kualitasnya sepertinya kurang. Jadi harus lihai-lihai kalau berbelanja di pratunam.  






Sebelum berangkat ke thailand saya ada belajar beberapa bahasa thailand dan akhirnya saya tidak pakai hahaha, sekali kita ngomong dikit mereka bakalan jawab sesuatu yang kita gak ngerti hahaha. Jadi, pakai bahasa inggris aja yah. Kalau bahasa inggrisnya kurang bisa dan ingin menawar, bawa kalkulator, banyak turis dari china yang seperti itu saya lihat.

Tempat menjual baju ukuran XXXXL


Setelah berbelanja, saya ke platinum mall untuk sarapan. Foodcourt disini sangat rapi, saya lupa foto tapi ada beberapa tempat menjual makanan halal, jadi buat teman-teman yang muslim mungkin bisa menjadi salah satu referensi untuk mencari tempat makan. Suasana di Thailand menurut saya seperti di Indonesia, cuman disana lebih bersih. Susah banget saya cari tempat sampah. Yang membuat dithailand beda dengan di Indonesia adalah, mereka tidak menyebrang sembarangan di jalanan. Semua menyebrang menggunakan jembatan penyebrangan atau zebracross yang ada, saluttt. Mereka bila ingin naik kendaraan umum tidak disembarangan tempat, ada tempat pemberhentian yang disediakan, salutt 2 kali.


Setelah puas belanja dan sarapan saya berangkat ke Jim Thompson, tempat ini merupakan museum dari koleksi-koleksi barang antik Jim Thompson yang merupakan orang Amerika tetapi cinta mati dengan Thailand. Barang-barangnya uni-unik dan menurut saya menarik, nanti didalam museumnya kita tidak diperbolehkan untuk menggambil foto. Ketika masuk kedalam museum kita akan didampingin oleh tour leadernya, bahasanya bisa pilih ada inggris, mandarin, dan sebagainya. Tidak ada bahasa Indonesia disana. Waktu itu saya bawa orang tua dan sepertinya orang tua saya tidak begitu tertarik karena bahasa yang berbeda. Masuk ke Jim Thompson membayar tiket 150 bath, bila anak berusia dibawah 22 tahun tiketnya seharga 100bath, jadi jangan lupa untuk menunjukkan pasport. Untuk informasi lebih lanjut bisa buka website mereka.


Setelah dari Jim Thompson saya pergi ke daerah Siam dengan menaiki BTS. Transportasi di thailand banyak seperti di Indonesia, tetapi mereka mempunyai BTS dan MRT (berharap MRT di Jakarta cepat selesai). Beberapa tempat tujuan mudah dituju bile menggunakan MRT dan BTS, silahkan lihat Map BTS dan harganya. Untuk MRT silahkan lihat disini.

Di Siam saya cuman foto-foto aja di Siam Paragon hahaha, lalu saya berjalan kaki ke Erawan Shrine, sebenarnya saya pikir lokasinya dekat dengan Siam, ternyata saya salah memperkirakan hahaha. Jalannya lumayan bu hahaha, kalau tidak kuat silahkan naik grab, uber, taxi, BTS dan sbgainya. 


Erawan Shrine letaknya di tengah2 hotel Grand Hyatt, kui ini dibangun karena dalam masa pembuatan hotel tersebut ada saja kecelakaan, semenjak kuil ini dibangun pekerjaan mulus terus. Makanya kuil ini dipercaya dapat mengabulkan permohonan kita, bila permohonan kita terkabul, kita diharapkan untuk kembali lagi. Foto bunga-bunga kuning tersebut merupakan persembahan dari para pengunjung yang berdoa. Menemukan bunga itu gampang banget, pasti ditawarin pas dekat kuil tersebut. Tipsnya adalah silahkan menawar.




Setelah selesai berdoa, saya menaiki BTS Chitlom untuk menuju ke Asiatique. Menuju Asiatique menggunakan BTS tinggal turun ke BTS Saphan Taksin, saya rekomendasi untuk naik BTS karena lebih cepat sampai. Setelah sampai Saphan Taksin, ikutin petunjuk jalan dan sampai ke asiatique, ikutlah mengantri dibarisan yang panjang karena itu merupakan kapal gratis yang disediakan. BIla tidak mau mengantri panjang, silahkan naik kapal turis seharga 40bath (Rp.15.320,-).


Setelah asik melihat-lihat di Asiatique saya akhirnya pulang dengan menaiki grab yang superduper lama sampainya, maybe dia kena macet.

Perkiraan harga perorang:
- Grab hotel ke pratunam : Rp.6.800
- Sarapan di foodcourt platinum: Rp 21.000
- Minum : Rp 3.830
- Grab dari pratunam ke Jim Thompson : Rp. 9.200
- Jim Thompson : Rp. 57.450 (150btah)
- BTS National Stadium (Jim Thompson) - Siam: Rp 5.745 (15bath)
- BTS Chit Lom (Erawan Shrine) - BTS Saphan Taksin : Rp. 14.171 (37bath)
- Makan di Asiatique: Rp 57.450 (150bath)
- Grab Asiatique menuju hotel: Rp. 10.700
Total : Rp 186.346,-

Silahkan klik disini untuk melihat Part 1 dan Part 3